Kota Intan yang Penuh Ramah

Memori selalu akan kita datangkan, entah memgingat pengalaman yang lampau dan menghayal masa depan, yang artinya hayalan tanpa pengalaman.... 

JP, 07-21.23

Wah, tongrongan kali ini dengan para pembisnis untuk ngobrol sebuah projek barang basis pangan, karena kepentingan politik yang merupakan mereka adalah kebetulan team lapangan nya, tapi yang kedua kali ini, ketika diajak dan mengiyakan untuk ikut adalah karena adem dan senang dengan seseorang receptionic yang dengan senyum khas nya, ramah dan lembut sekali suaranya,. Sampai hentakan nafas begitu jelas kata syukur dalam artian kaguman begitu deras seperti sentuhan angin kota Garut. Sampai tak jadi tanyaku ketika ia menyambut dan mengawali diskusi kami dengan selalu mencatat pesanan di meja diskusi kami, selalu akhiri dengan kata "masih ada lagi"? Yang ingin saya mau bertanya adalah, bisa tidak, suara kakak yang saya mau! 

Kopi tubruk yang dipesan menjadi lebih manis, korelasi antara pelayanan, suguhan, dan menikmatinya. Disitulah bertentangan pesan bapaku, yang katanya pada kami, "gw tidak mau ada yang cengeng dan cemen diantara kamu". Bukan deras lagi, tapi dgn ganas kata-kata ini menampar dengan tidak ampun terhadap sebuah rasa yang sebenarnya mau syukuri. 
Okelah, karena saya sudah terbiasa mau turuti, biar kondisi dalam diri kadang bertentangan. Apa hal ini, menujukan saya sudah berdamai dengan diri sendiri atau belum? Mungkin baru seberapa! 

21 Juli, 2023.

Post a Comment for "Kota Intan yang Penuh Ramah"